Apa itu Git? Ini Fungsi dan Cara Kerjanya
Published on
Bagi Anda yang menggeluti dunia pemrograman, mungkin bertanya-tanya, apa itu Git? Istilah ini sering muncul misalnya ketika Anda bekerja dalam tim jasa pembuatan website yang berisi banyak developer.
Tanpa menggunakan Git, maka proses kolaborasi kode antar developer bisa menjadi sangat rumit, berpotensi menimbulkan kesalahan, dan sulit dalam melacak perubahan yang telah dilakukan.
Dengan menggunakan Git, maka kolaborasi menjadi lebih terstruktur, perubahan kode dapat dilacak dengan jelas, dan konflik kode antar developer dapat diatasi dengan efisien.
Lantas, apa yang dimaksud dengan Git dan fungsinya? Bagaimana cara kerja Git? Apa bedanya Git dengan GitHub? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
Apa itu Git dan Fungsinya?
Apa yang dimaksud dengan Git? Git adalah salah satu jenis version control system (sistem pengontrol versi) untuk pengembangan software yang awalnya dibuat oleh Linus Torvalds.
Version control system (VCS) adalah sistem yang merekam perubahan-perubahan pada file atau sekumpulan file sepanjang waktu, sehingga Anda dapat me-recall versi tertentu suatu saat nanti.
Version control system memiliki 2 jenis, yakni (1) centralized version control system (CVCS) dan (2) distributed version control system (DVCS). Git termasuk yang distributed version control system. Apa maksudnya?
Centralized version control system adalah sistem penyimpanan database terpusat. Sistem ini dapat digunakan untuk kolaborasi antar programmer dengan menggunakan satu server sebagai pusat database atau repositorinya.
Contoh dari CVCS yang paling umum seperti Concurent Versions System (CVS), Perforce, Subversion (SVN) dan Microsoft Team Foundation Server (TFS) yang sekarang menggunakan nama Azure DevOps Server.
Kekurangan dari sistem ini adalah, jika server offline, maka tim programmer bisa kolaborasi. Jadi, gangguan kecil bisa berdampak ke keseluruhan proyek.
Nah, Git tidak menggunakan sistem CVCS melainkan menggunakan distributed version control system (DVCS).
Distributed version control system (DVCS) adalah penyimpanan database ada di semua kontributornya. Contohnya seperti Git dan Mercurial.
Salah satu contoh VCS adalah ketika Anda membuat konten di content management system (CMS) WordPress. Setiap Anda mengedit postingan, Anda masih bisa melihat riwayat sebelumnya.
Jika pada konteks WordPress, VCS dapat melacak perubahan konten. Pada konteks pemrograman, Git digunakan untuk mengontrol versi keseluruhan kode sebuah software ataupun website.
Dengan menggunakan Git, Anda bisa melihat riwayat perubahan kode; siapa yang membuat perubahan, kapan dilakukan, dan apa yang diubah. Tentu saja penulisan dan pengeditan kode tetap menggunakan text editor terbaik.
Sehingga, jika ada kesalahan perubahan pada kode, Anda bisa kembali ke versi sebelumnya. Sebenarnya, layanan kontrol versi dengan sistem DVCS tidak hanya dimiliki oleh Git. Salah satu kompetitornya adalah Mercurial.
Namun, saat ini Git lah yang paling banyak digunakan. Kenapa Git banyak digunakan daripada Mercurial? Berikut beberapa alasannya:
- Gratis
- Open source
- Sangat cepat
- Scalable (Dapat digunakan untuk skala besar)
Mungkin Anda sudah tertarik menggunakan Git. Namun mungkin Anda masih belum sepenuhnya paham bagaimana cara kerja Git. Berikut penjelasannya:
Bagaimana Cara Kerja Git dan Apa Saja Fiturnya?
Inti dari cara kerja Git adalah melacak perubahan pada file dalam sebuah proyek dan memungkinkan banyak pengguna untuk berkolaborasi, tanpa mengganggu pekerjaan orang lain.
Ketika tidak menggunakan Git, mungkin Anda perlu membuat banyak file versi yang memuat kode. Belum lagi Anda akan kesulitan saat kolaborasi dengan developer lain. Berikut ilustrasi file tanpa menggunakan Git.
Tanpa adanya Git, Anda perlu membuat banyak versi file untuk setiap ada update kode program, contohnya seperti V1.0.0, V1.0.1, v1.0.2 dan seterusnya.
Namun, setelah menggunakan Git, hanya ada satu file dalam satu proyek di mana perubahannya disimpan dalam database.
Sehingga file tersebut dapat dikelola oleh beberapa orang dan jika ingin mengembalikan ke versi sebelumnya, juga bisa. Berikut adalah ilustrasi pengelolaan file proyek dengan kolaborasi oleh dua orang:
Selain kolaborasi, masing-masing orang juga bisa melihat riwayat perubahan versi dari waktu ke waktu menggunakan Git dengan mudah.
Sehingga, jika terjadi kesalahan atau bug pada kode yang baru diterapkan, tim dapat dengan gampang mengidentifikasi kapan dan di mana kesalahan tersebut dimulai.
Dari penjelasan di atas, mungkin Anda sudah menangkap beberapa fitur Git. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkuman fitur utama dari Git:
- Branch: Fitur ini memungkinkan membuat cabang (branch) untuk fitur atau percobaan kode tertentu dengan versi kode yang berbeda tanpa mengganggu yang asli.
- Merge: Fitur ini memungkinkan penggabungan perubahan dari satu branch ke branch lain, memungkinkan integrasi perubahan-perubahan tersebut ke dalam proyek utama.
- Log History: Pengguna dapat dengan mudah melihat riwayat perubahan dengan detail, termasuk siapa yang membuat perubahan dan kapan.
- Revert: Fitur ini berfungsi untuk membatalkan commit, memungkinkan pengguna untuk kembali ke keadaan sebelumnya dari kode.
- Distributed version control: Fitur untuk memastikan bahwa setiap pengguna memiliki salinan lokal penuh dari riwayat pengembangan, memberikan fleksibilitas dan keamanan dalam hal kerja sama dan pengelolaan kode.
Apa Saja Istilah Penting dalam Git?
Berikut ini istilah-istilah penting dalam Git yang perlu Anda pahami. Sehingga Anda tidak kesulitan ketika menggunakan Git.
- Repository (Repo): Tempat penyimpanan proyek yang Anda kerjakan. Repository dapat berada di komputer lokal Anda (local repository) atau di server (seperti GitHub atau GitLab) yang disebut remote repository.
- Commit: Proses menyimpan perubahan ke dalam repository. Setiap commit memiliki identifikasi unik yang memungkinkan Anda melacak perubahan.
- Clone: Menyalin repository dari lokasi satu (misalnya dari server) ke lokasi lain (seperti komputer lokal Anda).
- Fork: Membuat salinan repository ke akun Anda sendiri, biasanya digunakan di platform seperti GitHub.
- Pull: Mengambil perubahan dari remote repository dan menggabungkannya ke dalam branch lokal Anda.
- Push: Mengirim perubahan dari repository lokal Anda ke repository remote.
- Conflict: Terjadi ketika ada dua perubahan yang berseberangan pada baris kode yang sama dan Git tidak dapat menentukan versi mana yang harus digunakan.
- Pull Request (PR): Permintaan untuk menggabungkan perubahan dari satu branch ke branch lain, biasanya digunakan di platform seperti GitHub.
Di atas muncul istilah GitHub. Mungkin Anda juga sudah pernah mendengarnya. Namun apa itu GitHub? Apa hubungan antara Git dan Git Hub.
Apa Perbedaan Git dan Github?
Bagaimana hubungannya Git dan Github? Git dan GitHub seringkali muncul bersamaan. Namun, sebenarnya keduanya adalah hal yang berbeda.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Git adalah sistem kontrol versi terdistribusi untuk merekam perubahan kode. Git beroperasi di komputer lokal pengguna.
Sementara itu, GitHub adalah platform hosting berbasis web untuk mengelola proyek yang menggunakan Git sebagai sistem kontrol versinya.
Dengan begitu, GitHub merupakan layanan berbasis cloud yang dapat diakses melalui browser web. Meskipun Git dapat bekerja tanpa GitHub, GitHub dirancang untuk bekerja dengan Git.
Sederhananya, Git adalah alat yang Anda gunakan untuk melacak perubahan kode, sedangkan GitHub adalah tempat di mana Anda menyimpan kode tersebut dan berkolaborasi dengan orang lain. Berikut rangkuman perbedaan Git dan GitHub:
Apa Langkah Selanjutnya Setelah Mengetahui Apa itu Git?
Setelah memahami tentang apa itu Git, cara kerjanya dan hubungannya dengan GitHub, selanjutnya Anda bisa mempelajari bagaimana cara menggunakan Git.
Dengan menggunakan Git dan GitHub, Anda dapat berkolaborasi dalam mengembangkan software, contohnya jika Anda berkeinginan untuk membuat plugin WooCommerce tebaik.
Ketika berbicara tentang kolaborasi dan pembuatan produk digital seperti website, penting untuk memilih mitra yang berpengalaman, misalnya Tim Tonjoo.
Tim kami pernah menangani berbagai proyek, mulai dari website pemerintah hingga start-up, seperti Universitas Gadjah Mada dan Cakap.com. Ayo, diskusikan gambaran website yang Anda inginkan melalui Kontak Tonjoo dan kami akan membantu mewujudkannya!
Updated on March 19, 2024 by Moch. Nasikhun Amin